04 Januari 2011

5 Kesalahan Mendasar dalam Manajemen Waktu


Pagi ini saya mendapat kiriman sms pencerahan, yang penggalannya sebagai berikut :

Tidak ada harga untuk waktu
Tapi ia sangat berharga
Memiliki banyak waktu tidak menjadikan kita kaya
Tapi menggunakannya dengan benar adalah sumber kekayaan
….


Apakah kita termasuk orang yang menggunakan waktu dengan benar? Atau, apakah kita termasuk orang yang bermasalah dengan manajemen waktu : selalu merasa kekurangan waktu? Dikejar deadline yang tak pernah habis? Merasa tidak pernah bisa mengendalikan waktu?

Banyak orang yang bermasalah dengan manajemen waktu, termasuk saya. Itulah sebabnya saya memilih untuk membahas topik ini. Dan kalau Anda memilih untuk meneruskan membaca tulisan ini, besar kemungkinan Anda juga termasuk yang memiliki masalah dengan manajemen waktu. Tapi tak apa, kita masih beruntung, dibandingkan dengan mereka yang tidak menyadari kalau mereka bermasalah dalam manjemen waktu mereka.
Dalam salah satu tulisannya, Dr Donald W. Wetmore dengan lugas mengemukakan 5 kesalahan mendasar dalam manajemen waktu. Dan ternyata kelima kesalahan itu saya lakukan semua!

1. Tidak merencanakan apa yang akan dilakukan hari ini
Banyak yang mengatakan “Saya menjalani hidup ini bagaikan air mengalir”. Saya tidak tahu persis apa yang dimaksud dengan “mengalir seperti air”. Selama ini saya setuju dengan ungkapan itu, tapi rasa-rasanya untuk menyembunyikan diri dari kenyataan bahwa hidup (waktu) saya tidak terorganized/terencana dengan seksama. Padahal, menjalani hidup tanpa rencana dan menerima kenyataan bahwa rencana tidak bisa berjalan seperti yang diinginkan adalah dua hal yang berbeda. Banyak juga yang merencanakan hidupnya, terutama rencana jangka panjang, tapi lupa untuk menterjemahkannya ke dalam rencana jangka pendek : rencana tahunan (termasuk yang banyak dilakukan adalah resolusi akhir tahun) diterjemahkan ke dalam rencana bulanan, rencana mingguan, dan rencana harian! Jadi, pesan Dr Wetmore, mulailah hari dengan merencanakan apa yang akan dilakukan hari tersebut

2. Mengabaikan keseimbangan hidup
Hidup kita memiliki 7 pilar utama : Kesehatan, Keluarga, Finansial, Intelektual, Sosial, Profesional & Spiritual. Tidak perlu membagi secara sama persis alokasi waktu untuk ketujuh pilar tersebut, namun ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan terhadap salah satu atau beberapa pilar tersebut disebut sebagai “sabotase terhadap kesuksesan kita sendiri”

3. Membiarkan kondisi meja/ruang/lingkungan kerja berantakan
Hmmm…. Yang ini agak tricky buat saya. Saya type yang malas beres-beres. Padahal, kalau dirunut-runut, malas beres-beres berawal dari pemikiran “pekerjaan ini belum beres, jangan disingkirkan dulu”. Artinya, saya sedang mem-pending suatu pekerjaan, karena tidak sampai tuntas. Padahal dari riset terbukti bahwa orang yang bekerja di meja/ruang/lingkungan kerja yang berantakan memerlukan waktu 1-1 ½ jam untuk mencari barang/dokumen pendukung kerja yang hilang! Wah, saya sepertinya lebih dari 1 ½ jam dech…. Karena seringkali bahkan saya tidak jadi mengerjakan sesuatu karena ‘bahan dasar’ pekerjaan itu tidak ada

4. Kurang tidur
Kurang di sini tidak merujuk ke jumlah jam (kuantitas) tidur, tapi lebih ke kualitas tidur. Banyak orang yang mengeluh lelah berkepanjangan bukan karena banyaknya pekerjaan, tapi lebih karena stress dan tidur yang kurang efektif. Dr Wetmore menekankan pentingnya merencanakan pekerjaan, melakukan pekerjaan yang direncanakan, merasa memegang kendali sehingga tingkat keberhasilan lebih tinggi, mengurangi stress dan pada akhirnya bisa tidur secara nyenyak dan efektif yang sangat penting untuk me-recharge energi untuk keesokan harinya.

5. Mengabaikan makan/istirahat siang
Seperti juga tidur, istirahat siang yang efektif – meskipun hanya 15 menit – bisa mengembalikan energy untuk meningkatkan produktivitas pada jam-jam berikutnya. Bagi yang beragama Islam, di sinilah letak peranan sholat dzuhur & sholat ashar dalam mengembalikan energi, fokus & konsentrasi untuk meningkatkan produktivitas kita.

Setelah membaca tulisan Dr Wetmore tadi, saya merasa terbuka dan tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki manajemen waktu saya. Tidak ada jaminan atau kepastian bahwa usaha ini akan behasil mengatasi masalah saya, tapi paling tidak, sudah satu tahap lagi saya jalani. Bila tahap sebelumnya adalah menyadari bahwa saya memiliki masalah dengan manajemen waktu, maka tahap ini adalah mengetahui apa yang harus dilakukan/ditinggalkan. Semoga tahap berikutnya segera bisa dijalani dengan konsisten : melakukan/tidak melakukan apa yang telah diketahui!

3 komentar:

Rin's Blog mengatakan...

kereeeeeeeeeennnnnnnnnnnn....
ku mau jadi followernya tapi gak tau gimana...

ku boleh minta izin ngopi ni tulisan untuk di muat di blog saya...insyaallah gak di otak atik dan lengkap dengan sumber penulis aslinya....????

swastiwara mengatakan...

Silakan, monggo, sok, maree.... saling berbagi untuk peningkatan kualitas kita. Pencantuman sumber lebih untuk adab, karena apapun yang baik berasal dari Allah s.w.t. Boleh share blognya?

Rin's Blog mengatakan...

terimakasih banyak...
saya yeyen rin udah foolow perempuan bisa...